Thursday, April 8, 2010

smadav

http://www.smadav.net/

Wednesday, December 30, 2009

Membaca dan Memahami Konstruksi Al Quran

Unsur hidayah Al Quran terletak pada penjelasannya tentang tiga hal pokok, yaitu : pertama pengetahuan tentang Dzat yang disembah, meliputi seluruh unsure akidah. Kedua, tentang cara – cara menyembah, mencakup seluruh unsur syariah dan hokum. Dan Ketiga, nasib akhir dari manusai yang mencakup seluruh janji dan peringatan. Sedangkan unsur kemukjizatan tercakup dalam berbagai macam sisi yang terbagi dalam dua hal pokok, yaitu sisi redaksional dan sisi isi atau kandungan. Sisi redaksional mencakup sastra Al Quran dan seluk beluknya. Sedangkan sisi kandungan mencakup beberapa hal, yaitu : Pertama, unsur Tasyri’ dimana syariat Al Quran merupakan syariat yang paling jitu dalam mengatasi seluruh aspek kemanusiaan. Kedua, unsur pemberitahuan tentang hal – hal ghaib yang tidak mungkin didapatkan Nabi kecuali dari Allah SWT. Ketiga, unsur penjelasan tentang ilmu pengetahun dan teknologi yang demikian detail dan sesuai dengan penelitian mutakhir. Keempat, unsur Tarbawi (pendidikan) dan Nafsy (kejiwaan) yang sesuai dengan ilmu jiwa modern. Kelima, unsur bilangan. Di dalam Al Quran terdapat bilangan yang jika dikaji dengan seksama akan muncul penjelasan yang membuat orang terperangah.

Salah satu temuan yang menarik adalah apa yang dilakukan Bapak (Alm) Luqman Soemabrata yang mengembangkan teori Al Quran dilihat dari segi strukturnya. Seperti yang dijuraikan secara panjang lebar dalam tulisan yang ada dihadapan anda. Basis dari teorinya adalah keyakinan yang tinggi bahwa struktur dan komposisi Al Quran mempunyai karakteristik sendiri yang biasa dijakdikan sebagai penguak rahasia pada diri manusia. Kenapa Al Quran terbagi menjadi 114 surah? Kenapa urutan surah – surah dalam Al Quran terbagi menjadi 30 juz? Dan kenapa dalam setiap Juz terbagi menjadi beberapa bagian? Yang dalam sebagain mushaf ditandai dengan ‘ain? Pertanyaan – pertanyaan ini cukup menggelisahkan sebagain pengamat Al Quran seperti Bapak Alm. Luqman Soemabrata. Jika Al Quran adalah kalamullah maka di balik semua susunan dan kandungan Al Quran pasti ada maknanya.

Al Quran adalah mukjizat terbesar bagi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai petunuk hidup yang dibaca, dikaji, dihayati dan direnungkan kandungan maknanya. Al Quran tidak boleh dibiarkan sebagai “barang antic” tak tersentuh dan dibiarkan terbungkus misteri. Penulis buku ini sedang merambah jalan kearah sana. Terlepas dari kemungkinan pemaknaan baru atau kontrovesi dalam tulisan ini. Karya pemikir muda ini enak dibaca, cair dan mengalir, Ia berupaya menguak sebagai sisi – sisi kemukjizatan Al Quran.

(Prof.Dr.H.Nasarudin Umar, MA, Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran Jakarta, Dirjen Bimas Depag RI, Katib Aam PBNU)

Secara kuantitatif, jumlah kalimat dalam Al Quran sejak diwahyukan 14 abad yang lalu sampai sekarang tidak mengalami perubahan. Namun sungguh mengagumkan, tak terhitung lagi berapa juta buku dan artikel yang ditulis para sarjana yang semuanya bersumber dari dan terinspirasi oleh Al Quran. Di berbagai perguruan tinggi memiliki jurusan ilmu Tapsir yang sampai sekarang mahasiswanya tak pernah sepi. Bahkan Al Quran juga terbuka didekati dengan berbagai disiplin keilmuan. Al Quran menyebut dirinya berbagai nama, antara lain : Cahaya, Obat, Petunjuk Kehidupan, Pembeda Antara Yang Benar dan Yang Salah, Peneguh Jalan Kebenaran dan masih banyak lagi yang semuanya itu mengundang dan menantang untuk dikaji dan diverifikasi. Al Quran negelana dalam sejarah untuk menjumpai para pembacanya, baik yang menerima dengan sikap simpatik dan penuh iman, maupun yang ragau dan yang menentangnya. Tulisan ini merupakan ijtihad yang dilakukan menarik untuk dibaca sebagai hasil pengarangnya dengan dialog dengan Al Quran untuk mengungkapkan kandungan pesan dan rahasianya yang tidak pernah habis digali.

(Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Jakarta)

Sudah lama saya “bermain – main” dengan huruf Al Quran. Pengetahuan kaligrafi saya yang sedikit itu hanya semakin meyakinkan saya betapa Al Quran itu penuh keindahan dan keajaiban. Samudera yang dalam, dalam sekali, dan bertabur mutiara yang indah. Benar – benar petunjuk dan obat. Tulisan ini diangkat dari Buku susunan Gus AA dan Ziyad ini semakin mengukuhkan keyakinan itu. Saya tidak ragu – ragu lagi.

(Drs. K.H Sirojuddin AR, M.Ag, Pendiri Lembaga Kaligrafi Al Quran (Lemka), Jakarta, dan Pesantren Kaligrafi Al Quran Lemka. Sukabumi; Pembina Kaligrafi ASEAN).

Tuesday, December 29, 2009